Selametan kelahiran bayi

 1. Tata cara sebelum kelahiran

a. Ngapati

Ngapati adalah suatu acara selametan yang dilakukan oleh orang tua calon bayi saat usia kandungan menginjak 4 bulan. Selamatan itu dimaksudkan agar kandungan tetap dalam kondisi baik dan Ibu yang mengandung juga selalu diberikan kesehatan oleh Tuhan YME. Tata cara yang dilakukan seperti selamatan biasa.

b. Mitoni

Mitoni adalah suatu acara selamatan yang dilakukan oleh orang tua calon bayi saat usia kandungan menginjak 7 bulan. Sama seperti Ngapati, Mitoni juga dimaksudkan agar kandungan tetap dalam kondisi baik dan Ibu yang mengandung juga selalu diberikan kesehatan oleh Tuhan YME. Tata cara yang dilakukan seperti selamatan biasa.

 

  1. Tata cara setelah kelahiran

a. Pemotongan Usus (puput puser)

Usus bayi dipotong dengan menggunakan welat (benda tajam, semacam pisau yang terbuat dari bambu wulung), dan dilandasi kunyit lalu darahnya diusapkan dibibir bayi, supaya bibirnya merah. Kemudian welat tersebut dirawat dan disimpan, maka dari itu sering ada istilah sedulur tunggal welat.

b. Menanam ari – ari

Ari – ari ditempatkan didalam kendhil dan diberi alas daun talas, daun talas merupakan daun yang tidak menyerap air, ini merupakan symbol yang menyimpan harapan supaya kelak si anak tidak hanya memikirkan hal – hal duniawi saja. Sesajen yang lain adalah kembang boreh, minyak wangi, dan kunir yang dipakai untuk landasan. Didalam kendhil, selain ada ari – ari, juga diberi garam, benang, jarum, kinang, kemiri, tulisan arab, Jawa, atau huruf alphabet, hal itu mempunyai maksud agar kelak anak tersebut menguasai bahasa dengan baik. Kemudian kendhil dibungkus dengan lemper dan dibungkus kain mori. Ari – ari ada yang dilabuh, dan ada yang ditanam sendiri didepan rumah.

c. Selamatan brokohan (berkah)

Selamatan brokohan (berkah / syukuran) diadakan bagi bayi yang telah lahir, dengan harapan supaya anak yang lahir hidupnya mendapat berkah, sesajennya antara lain :

  1. Telur mentah sebanyak hitungan harinya (menurut Jawa), maksudnya adalah meskipun bayi sudah lahir, tetapi ia telah menyatu dengan sang ibu.
  2. Dhawet dan gula jawa
  3. Nasi tumpeng dengan daging kerbau Satu
  4. Ayam bakar dengan sambal gudhangan dan sayur bayam

Selamatan brokohan ini juga bertujuan supaya ibu dan anak mendapat keselamatan penuh berkah dalam menjalani hidup.

d. Puput puser (puputan)

Puputan adalah sisa usus yang menempel di pusar telah kering dan lepas atau jatuh. Bekas usus tersebut kemudian disimpan. Sesajennya adalah bubur merah, bubur baro – baro, jajan pasar. Pada malam harinya si anak diberi nama. Tujuan dari selametan ini adalah supaya kelak anak tersebut tidak mempunyai penyakit, terutama penyakit perut.

e. Selamatan sepasaran (5 hari)

Sajiannya berupa nasi tumpeng dengan sayur mayur, bubur merah – putih yang merupakan representasi asal – usul manusia yang berasal dari ibu dan ayah, bubur baro – baro, iwel – iwel dan jajan pasar. Tujuan syukuran ini adalah agar anak tersebut terhindar dari gangguan metafisik (sawan).

f. Selamatan selapanan (35 hari)

Sajiannya sama dengan selamatan sepasaran. Tujuan slametan ini adalah supaya anak tersebut selalu sehat.

g. Selamatan weton

Bancakan weton dilakukan tepat pada hari weton kita. Dalam tradisi Jawa, seseorang harus dibuatkan bancakan weton minimal sekali selama seumur hidup. Namun akan lebih baik dilakukan paling tidak setahun sekali. Apabila seseorang sudah merasakan sering mengalami kesialan (sebel-sial), ketidakberuntungan, selalu mengalami kejadian buruk, biasanya dilakukan bancakan weton selama 7 kali berturut-turut, artinya sekali bancakan setiap 35 hari, selama 7 bulan berturut-turut.

h. Selamatan tedhak siti (tedhak siten)

Dilakukan apabila anak telah berumur 7 lapan (245 hari). Sajiannya sama dengan selamatan selapanan dan sepasaran, sarananya adalah sebagai berikut :

  1. Jadah tetel yang diberi tujuh warna, yaitu merah, putih, hitam, kuning, biru, merah muda, dan ungu. Maksudnya supaya si anak mengetahui dan dapat mengatasi berbagai cobaan didunia. Jadah adalah makanan yang terbuat dari ketan, oleh karenanya jangan sampai anak raket kaliyan setan, dekatlah dengan Tuhan dengan jalan mujahadah.
  2. Padi dan kapas, merupakan lambang sandhang dan pangan, dengan harapan supaya kelak diberi murah rejeki.
  3. Tangga yang dibuat dari tebu Arjuna, tebu merupakan kepanjangan dari anteping kalbu. Hal itu mengandung harapan supaya anak tersebut tidak gumunan, hatinya mantap, tenang, hidupnya selalu bahagia, dan bersifat seperti arjuna yang sakti, berjiwa ksatria, dan berhati mulia.
  4. Bokor, berisi beras kuning dan macam – macam uang, dengan harapan supaya anak tersebut menjadi anak yang sukses dan hartanya melimpah.
  5. Kurungan ayam, berisi peralatan pekerjaan, dengan harapan supaya anak kelak menjadi seseorang yang tekun dan pekerja keras.

Tata cara pelaksanaan tedhak siten :

  • Si anak dituntun untuk menginjak jadah yang berwarna – warni
  • Anak tersebut dimasukkan ke dalam kurungan dan disuruh mengambil peralatan pekerjaan yang ada, yang diharapkan kelak menjadi lambang cita – cita atau bakat anak tersebut.
  • Beras kuning atau mata uang disebarkan supaya diambil oleh tamu / hadirin, dengan maksud supaya anak tersebut senang member serta menolong sesama dan dapat hidup bahagia serta mulia.
  • Anak tersebut dibawa masuk ke rumah dan didudukkan di atas tikar, kemudian bokor yang berisi beras kuning dan macam – macam uang didekatkan supaya diambil oleh anak tersebut.

Berbagai urutan upacara diatas mempunyai maksud semboyan atau makna, ‘sabda kinarya japa, nama kinarya tandha, wujude lambang isine piwulang’ yang artinya segala perkataan yang keluar dari bibir merupakan doa, nama merupakan pertanda, lambang berisi ajaran.

Tinggalkan komentar